Populasi Jepang telah mengalami penurunan selama beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2022, populasi Jepang diperkirakan mencapai 125,5 juta jiwa. Namun, jumlah ini diperkirakan akan terus menurun hingga mencapai 100 juta jiwa pada tahun 2050.
Penurunan populasi Jepang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Tingkat kelahiran yang rendah
- Tingkat kematian yang tinggi
- Migrasi keluar yang tinggi
Tingkat kelahiran di Jepang sangat rendah. Pada tahun 2022, tingkat kelahiran di Jepang hanya mencapai 1,3 anak per wanita. Angka ini jauh di bawah angka penggantian populasi yang ideal, yaitu 2,1 anak per wanita.
Tingkat kematian di Jepang juga tinggi. Pada tahun 2022, tingkat kematian di Jepang mencapai 10,4 kematian per 1.000 penduduk. Angka ini lebih tinggi daripada tingkat kelahiran.
Migrasi keluar juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan populasi Jepang. Pada tahun 2022, diperkirakan ada sekitar 1,2 juta orang Jepang yang bermigrasi ke luar negeri.
Penurunan populasi Jepang memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan masyarakat Jepang. Dampak tersebut antara lain:
- Penurunan tenaga kerja
- Kenaikan biaya perawatan kesehatan
- Penurunan pertumbuhan ekonomi
- Penurunan tingkat inovasi
Pemerintah Jepang telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah penurunan populasi. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Meningkatkan dukungan untuk keluarga yang memiliki anak
- Mempermudah proses perkawinan dan adopsi
- Menginvestasi dalam pendidikan dan pelatihan
- Mendorong imigran untuk datang ke Jepang
Namun, langkah-langkah tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, pemerintah Jepang perlu mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk mengatasi masalah penurunan populasi.
Berikut adalah tabel grafik yang menunjukkan jumlah penduduk Jepang selama 5 tahun terakhir:
Seperti yang dapat dilihat dari tabel grafik tersebut, jumlah penduduk Jepang telah mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir. Penurunan jumlah penduduk ini diperkirakan akan terus terjadi di masa depan.
Image by Freepik